A. KECERDASAN (Intelligence)
Istilah kecerdasan
atau intelligensi (intelligence), secara etimologis berasal dari bahasa
Latin intelligere, yang artinya menghubungkan atau menyatukan satu
sama lain. Kecerdasan adalah kualitas bawaan sejak lahir, sebagai hal yang
berbeda dari kemampuan yang diperoleh melalui pengalaman individu. (Ency
Britannica). Hebert Spenser, menambahkan definisi di atas dengan “diperoleh
melalui belajar.” Intelegensi atau kecerdasan adalah kemampuan untuk menerapkan
pengetahuan yang sudah ada untuk memecahkan masalah baru. Tingkat intelegensi
di ukur dengan kecepatan memecahkan masalah.
Ciri-ciri mendasar kecerdasan (intelligence)
adalah: to judge well dapat menilai), to comprehend well (dapat
memahami secara keseluruhan), dan to reaason well (dapat memberi alasan
dengan baik). Selain ciri-ciri mendasar dari kecerdasa, ada faktor-faktor yang
berpengaruh pada tingkat kecerdasan seseorang. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kecerdasan:
1.
Faktor Bawaan atau Biologis
Dimana faktor ini
ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan
seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan.
2.
Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas
Dimana minat
mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan
itu.
3.
Faktor Pembentukan atau Lingkungan
Dimana pembentukan
adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan
inteligensi.
4.
Faktor Kematangan
Dimana tiap organ
dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
5.
Faktor Kebebasan
Hal ini berarti
manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang
sesuai dengan kebutuhannya
B. KREATIVITAS (Creative)
Kreativitas memiliki berbagai arti, menurut kamus besar bahasa Indonesia,
keratif adalah memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan;
bersifat (mengandung) daya cipta. Sedangkan kreativitas adalah kemampuan untuk
mencipta; daya cipta; perihal berkreasi; dan kekreatifan.
Daya cipta atau
kreativitas adalah proses mental
yang melibatkan pemunculan
gagasan atau
anggitan (
concept) baru, atau hubungan baru
antara gagasan dan anggitan yang sudah ada. Dari sudut pandang
keilmuan, hasil dari pemikiran berdayacipta (
creative
thinking) (kadang disebut pemikiran
bercabang)
biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif,
konsepsi sehari-hari dari daya cipta adalah tindakan membuat sesuatu yang baru.
Daya cipta di masa kini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor: keturunan dan
lingkungan.
Conny Semiawan
mengatakan kreativitas merupakan ekspresi tertinggi dan
yang bersifat terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia
seperti rasio, intuisi, rasa dan talen cipta.
.
Creative Intelligence melibatkan sejumlah
factor, dan semuanya bisa dipelajari dan dikembangkan sehingga kita dapat
meningkatkan kreativitas. Faktor-faktor tersebut adalah :
- Otak Kiri/Kanan, Kemampuan
untuk menggunakan, dalam berkerjasama satu sama lain, keterampilan masing-masing
otak kiri dan kanan.
- Pembuatan – Catatan/Mind=Mapping. Kemampuan untuk “membuat pikiran kita melihat” dengan
mengeluarkannya dari kepala dan menuliskannya di atas kertas, sehingga
kita dapat menjelajahinya dengan lebih cermat.
- Kelancaran. Kecepatan
mengeluarkan gagasan baru, Kelancaran merupakan ukuran produktivitas
kreatif.
- Fleksibilitas. Kemampuan untuk
memproduksi berbagai gagasan, kemudian beralih dari satu cara ke cara lain
dengan menggunakan berbagai strategi, merupakan fleksibilitas kreatif
kita.
Contoh :
Ketika duduk di bangku sekolah dasar, kita
disuruh guru untuk menggambar pesawat, sementara kita tidak tahu bagaimana
caranya menerjemahkan bentuk pesawat yang ada dalam benak kita ke dalam sebuah
gambar. Kita lalu melihat bagaimana teman-teman kita melakukannya, tetapi sang
guru dengan keras melarang kita untuk mencontek. Kita lalu berusaha keras untuk
menggambar. Setelah gambar selesai, apa terjadi? Teman-teman di sekitar kita
atau bahkan sang guru sendiri mengatakan gambar kita jelek. Hanya gambar-gambar
yang bagus saja yang dipajang di dinding sekolah. Walhasil, kita merasa bahwa
kita tak punya bakat menggambar dan yakin bahwa kita memang tak bisa
menggambar. Atau dengan kata lain, peristiwa tersebut telah “membungkam” hasrat
kreatif kita sehingga untuk seterusnya, kita menganggap diri kita tidak
kreatif.
Kecerdasan
kreatif atau creative intelligence dalam arti sederhana adalah kemampuan
seseorang memecahkan persoalan sehari-hari. Kecerdasan kreatif berkaitan dengan
cara kita melakukan berbagai hal dan juga hasil yang dicapai. Suatu aktifitas
bisa dianggap kreatif kalau melibatkan suatu pendekatan baru atau unik, dan
jika hasilnya dianggap berguna serta dapat diterima.
Kecerdasan
kreatif berbeda dengan apa yang biasa kita sebut kecerdasan umum, karena
kreatifitas berfokus pada cara berfikir dan hasrat untuk mencapai sesuatu yang
baru atau berbeda.
Kreativitas
seseorang sangat bergantung kepada keadaan masyarakat tersebut berada (faktor survival,
prestige, ekonomi, dan politik menjadi sangat penting). Kreativitas
tumbuh pada lingkungan yang kondusif; kreativitas tidak berkembang pada
lingkungan yang stagnan. Pada gilirannya, kreativitas dan inovasi dari suatu
masyarakat atau bangsa akan sangat menentukan nasib bangsa tersebut di dalam
sejarah.
Adakah cara yang
dapat meningkatkan potensi kreatif kita?
- Belajar dari orang lain, dengan
menilik kehidupan orang-orang terkenal, yang telah menunjukkan kemampuan
kreatifnya. Seperti apakah mereka? Faktor-faktor apa atau kondisi
bagaimana yang membantu mereka menjadi kreatif?
- Keterbukaan akan pemikiran/ide
hal-hal yang baru. Jangan
ragu untuk belajar hal-hal yang baru.
- Selalu berusaha menambah kemampuan
untuk memecahkan masalah.
- Tentukan waktu yang tepat untuk
belajar. Ada orang yang cocok belajar di pagi hari, ada pula yang di siang
hari. Selesaikan masalah, atau tugas-tugas di waktu yang tepat itu.
- Berkumpullah dengan orang-orang yang
anda anggap kreatif, jadikan mereka sumber untuk mendapatkan kreatifitas.